Menu bar

Sabtu, 15 Oktober 2016

Manajemen Proyek & Resiko #


Manajemen Proyek dan Resiko




Manajemen Kualitas

Kelompok 8 | 3KB02
Anggraini Indah Sani
Fitri Novita Yani
Nur Indra
Raden Wahyu



1.       Pengertian Kualitas
The International Organization for Standardization (ISO) mendefinisikan kualitas sebagai “gelar untuk satu set karakteristik yang memenuhi persyaratan” (ISO9000: 2000). Ahli lain mendefinisikan kualitas berdasarkan:
·         Conformance to requirements : proses proyek dan produk memenuhi spesifikasi tertulis.
·         Fitness for use : suatu produk dapat digunakan seperti yang dimaksudkan.


2.       Proses Quality Management
   Project Quality Management adalah proses yang dilakukan, untuk  menjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui aturan-aturan mengenai kualitas, prosedur ataupun guidelines. Merupakan semua aktivitas yang dilakukan oleh organisasi proyek untuk memberikan jaminan tentang kabijakan kualitas, tujuan dan tanggung jawab dari pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi kebutuhan yang sudah disepakati.
    Kualitas yang dimaksud disini biasanya memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat dengan sejumlah standar internasional, seperti contohnya ISO sebagai panduan sistem manajemen mutu (misalnya dalam pembuatan aplikasi diperhatikan kaidah buku software engineering yang memenuhi software quality assurance).
   Kesepakatan ini dapat terukur melalui parameter conformance to requirements (proses dan produk proyek memenuhi spesifikasi) dan fitness for use (produk dapat digunakan sesuai maksud dan tujuannya). Proses ini berinteraksi satu sama lain serta berinteraksi dengan proses di bidang pengetahuan lain. Setiap proses dapat melibatkan usaha dari satu atau lebih orang atau kelompok berdasarkan pada persyaratan proyek.

3.      Quality Planning, Quality Assurance, Quality Control
Quality Planning
u  Berarti kemampuan untuk mengantisipasi situasi dan menyiapkan tindakan untuk membawa hasil yang diinginkan.
u  Penting untuk mencegah cacat dengan:
u  Memilih bahan yang tepat.
u  Pelatihan dan mengindoktrinasi orang-orang dalam kualitas.
u   Perencanaan proses yang menjamin hasil yang sesuai.
Quality Assurance
u  Jaminan kualitas mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan memenuhi standar kualitas yang relevan untuk sebuah proyek.
u  Tujuan lain dari jaminan kualitas adalah peningkatan mutu berkelanjutan.
u  Benchmarking menghasilkan ide untuk perbaikan kualitas dengan membandingkan praktek proyek tertentu atau karakteristik produk kepada mereka dari proyek-proyek lain atau produk di dalam atau di luar organisasi.
u  quality audit adalah tinjauan terstruktur kegiatan manajemen mutu spesifik yang membantu mengidentifikasi pelajaran yang dapat meningkatkan kinerja pada proyek-proyek yang sedang atau akan.
Quality Control
u  Output utama quality control adalah:
u  Acceptance decisions
u  Rework
u  Process adjustments

4.      Analisi Pareto dan Contoh Diagram
    Analisis Pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk pemilihan sejumlah tugas yang menghasilkan efek keseluruhan yang signifikan. Ia menggunakan Prinsip Pareto (juga dikenal sebagai aturan 80/20) gagasan bahwa dengan melakukan 20% dari pekerjaan Anda dapat menghasilkan 80% dari manfaat melakukan seluruh pekerjaan. Atau dalam hal peningkatan kualitas, mayoritas besar masalah (80%) diproduksi oleh beberapa penyebab utama (20%). Hal ini juga dikenal sebagai beberapa penting dan banyak sepele.
    Pada akhir 1940-an guru manajemen kualitas Joseph M. Juran menyatakan prinsip dan diberi nama setelah ekonom Italia Vilfredo Pareto, yang mengamati bahwa 80% dari pendapatan di Italia pergi ke 20% dari populasi. Pareto kemudian dilakukan survei pada sejumlah negara lain dan ditemukan untuk mengejutkan bahwa suatu distribusi yang serupa diterapkan.
Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal:
·                     80% dari keluhan pelanggan timbul dari 20% dari produk atau jasa.
·                     80% dari keterlambatan dalam jadwal timbul dari 20% dari kemungkinan penyebab penundaan.
·                     20% dari produk atau jasa account untuk 80% dari keuntungan Anda.
·                     20% dari penjualan Anda force menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda.
·                     20% dari cacat sistem menyebabkan 80% dari masalah.
   Prinsip Pareto memiliki banyak aplikasi dalam kontrol kualitas. Ini adalah dasar bagi diagram Pareto, salah satu alat utama yang digunakan dalam kontrol kualitas total dan Six Sigma.
  Dalam PMBOK memesan Pareto digunakan untuk memandu tindakan korektif dan membantu tim proyek mengambil tindakan untuk memperbaiki masalah yang menyebabkan jumlah terbesar cacat pertama.
Tujuh langkah untuk mengidentifikasi penyebab penting menggunakan Analisis Pareto [1]:
1. Formulir tabel daftar penyebab dan frekuensi mereka sebagai persentase
2. Mengatur baris dalam urutan penurunan pentingnya penyebab, yaitu penyebab paling penting pertama.
3. Tambahkan kolom persentase kumulatif ke meja.
4. Plot dengan penyebab pada x-axis dan persentase kumulatif pada sumbu-y.
5.  Bergabung dengan poin di atas untuk membentuk kurva.
6. Plot (pada grafik yang sama) grafik batang dengan penyebab pada x-axis dan persen frekuensi pada sumbu-y.
7. Menarik garis di 80% pada y-axis sejajar dengan sumbu-x. Kemudian turun garis pada titik persimpangan dengan kurva pada sumbu-x. Ini titik pada sumbu-x memisahkan penyebab penting pada penyebab kiri dan kurang penting di sebelah kanan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2ZKcJuu2r_HcjFOjvqzj0KQq-rzu9XyIbTXflG8MI2bYpnVzvblqHyIGnjueg7_l11QNQuzyfoqDlghBKMV0ZIo_J3RKw-AOza2mHXEwFb1arVjyy7Xpv9q5Al_NIbVZpTg0MeCkJBHE/s320/pareto.png

     Ini adalah contoh sederhana diagram Pareto menggunakan data sampel menunjukkan frekuensi relatif dari penyebab kesalahan pada situs. Hal ini memungkinkan Anda untuk melihat apa yang 20% ​​dari kasus yang menyebabkan 80% dari masalah dan di mana upaya harus difokuskan untuk mencapai peningkatan terbesar.
     Nilai Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah bahwa hal itu mengingatkan Anda untuk fokus pada 20% dari hal-hal penting. Dari hal-hal yang Anda lakukan selama proyek Anda, hanya 20% yang benar-benar penting. Mereka menghasilkan 80% 20% dari hasil Anda. Mengidentifikasi dan fokus pada hal-hal pertama, tetapi tidak benar-benar mengabaikan sisanya 80% penyebab.

5.      Sampel Statistik dan Standar Deviasi
Standar deviasi disebut juga simpangan baku.  Seperti halnya varians, standar deviasi juga merupakan suatu ukuran dispersi atau variasi.  Standar deviasi merupakan ukuran dispersi yang paling banyak dipakai.  Hal ini mungkin karena standar deviasi mempunyai satuan ukuran yang sama dengan satuan ukuran data asalnya.  Misalnya, bila satuan data asalnya adalah cm, maka satuan standar deviasinya juga cm.  Sebaliknya, varians memiliki satuan kuadrat dari data asalnya (misalnya cm2).  Simbol standar deviasi untuk populasi adalah σ (baca: sigma) dan untuk sampel adalah s.
Rumus untuk menghitung standar deviasi adalah sebagai berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCfOsKkD9jWIIVvduiMlF5-9ZbEYuTTgYE9ZRo76Kt16wgCBiIypzxHUlAjM2UoxXZzPUCmpTHvwCLDjY-pscstTn49D3QAZiLTx8wFrFc6y4pHIzcQHEiGy3CAcesBR0glgdQ_-TF5uU/s320/rumus.png


6.      Commonly Used Quality Factors
a. Tangibles / Bukti langsung
  Tangibles merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya dimensi tangibles ini akan menumbuhkan image penyedia jasa terutama bagi konsumen baru dalam mengevaluasi kualitas jasa. Perusahaan yang tidak memperhatikan fasilitas fisiknya akan menumbuhkan kebingungan atau bahkan merusak image perusahaan. 
b. Reliability / Keandalan
    Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu.Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan konsumen akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi reliability ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat.
c. Responsiveness / Ketanggapan
   Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kualitas jasa yang diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha memperbaiki atau meminimalkan kerugian konsumen dengan segera. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan yang terlibat
untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi komponen atau unsur dari dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan, dan penanganan keluhan pelanggan.
d. Assurance / Jaminan
  Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Dimensi ini sangat penting karena melibatkan persepsi konsumen terhadap resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampauan penyedia jasa. Perusahaan membangun kepercayaan dan kesetiaan konsumen melalui karyawan yang terlibat langsung menangani konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini terdiri dari kompetensi karyawan
yang meliputi ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki karyawan untuk melakukan pelayanan dan kredibilitas perusahaan yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan konsumen kepada perusahaan seperti, reputasi perusahaan, prestasi dan lain-lain
e. Emphaty / Empati
   Emphaty merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga kepekaan akan kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini merupakan gabungan dari akses (access) yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen dan pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.

7.      Definisi Six Sigma, Six Sigma dan Project Management, Six Sigma dan statistic
Strategi penerapan six sigma yang diciptakan oleh DR. Mikel Harry dan Richard Schroeder disebut sebagai The Six Sigma Breakthrough Strategy. Strategi ini merupakan metode sistematis yang menggunakan pengumpulan data dan analisis statistik untuk menentukan sumber-sumber variasi dan cara-cara untuk menghilangkannya (Harry dan Scroeder, 2000).
Six sigma mempunyai 2 arti penting, yaitu:
u  Six sigma sebagai filosofi manajemen : Six sigma merupakan kegiatan yang dilakukan oleh semua anggota perusahaan yang menjadi budaya dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Tujuannya meningkatkan efisiensi proses bisnis dan memuaskan keiginan pelanggan, sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
u  Six sigma sebagai sistem pengukuran : Six sigma sesuai dengan arti sigma, yaitu distribusi atau penyebaran (variasi) dari rata-rata (mean) suatu proses atau prosedur. Six sigma diterapkan untuk memperkecil variasi (sigma).
Six sigma sebagai sistem pengukuran menggunakan Defect per Million Oppurtunities (DPMO) sebagai satuan pengukuran. DPMO merupakan ukuran yang baik bagi kualitas produk ataupun proses, sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya dan waktu yang terbuang. Dengan menggunakan tabel konversi ppm dan sigma pada lampiran, akan dapat diketahui tingkat sigma.


8.      Quality Control Charts and the Seven Run Rule
Sebuah grafik kontrol adalah tampilan grafik data yang menggambarkan hasil dari sebuah proses dari waktu ke waktu. Penggunaan utama dari diagram kontrol adalah untuk mencegah cacat, bukan untuk mendeteksi atau menolak mereka. Diagram kontrol kualitas memungkinkan Anda untuk menentukan apakah proses berada dalam kontrol atau di luar kendali. Ketika sebuah proses yang memegang kendali, setiap variasi dalam hasil proses diciptakan oleh peristiwa acak, proses yang ada dalam kontrol tidak perlu disesuaikan.
Ketika sebuah proses berada di luar kendali, variasi dalam hasil proses disebabkan oleh kejadian non-acak, Anda harus mengidentifikasi penyebab peristiwa-peristiwa non-acak dan menyesuaikan proses untuk memperbaiki atau menghilangkan mereka.
Seven Run Rules menyatakan bahwa jika tujuh titik data berturut-turut semuanya berada di bawah rata-rata, di atas rata-rata, atau semua meningkat atau menurun, maka proses harus diperiksa untuk masalah non-acak.


9.      Modern Quality Management dan Quality Experts
·                     Membutuhkan kepuasan pelanggan.
·                     Lebih suka pencegahan untuk inspeksi.
·                     Mengenali tanggung jawab manajemen untuk kualitas.
Ahli kualitas perlu diperhatikan termasuk Deming, Juran, Crosby, Ishikawa, Taguchi, dan Feigenbaum. Quality Expert. Deming terkenal untuk karyanya dalam membangun kembali Jepang dan 14 nya Poin untuk Manajemen. Juran menulis Quality Control Handbook dan sepuluh langkah untuk peningkatan kualitas. Crosby menulis Quality is Free dan menyarankan bahwa organisasi berusaha untuk nol cacat. Ishikawa mengembangkan konsep lingkaran kualitas dan diagram tulang ikan. Taguchi mengembangkan metode untuk mengoptimalkan proses eksperimentasi rekayasa.
Feigenbaum mengembangkan konsep kontrol kualitas total.

10.  Malcolm Balridge Award and ISO 9000
Malcolm Baldrige Award (MBNQA) adalah sejenis penghargaan tahunan yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat (melalui Department of Commerce) kepada setiap organisasi di negara USA – baik profit dan non profit – yang dianggap mencapai kinerja yang unggul. Nama Malcolm Baldrige sendiri diambil dari nama mantan Menteri Perdagangan AS yang menginisiasi kegiatan penghargaan ini. Banyak negara di berbagai belahan dunia yang mengadopsi pendekatan dan kriteria yang digunakan oleh Komite Malcolm Baldrige untuk mengukur keunggulan kinerja.
ISO 9000 adalah kumpulan standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9000 diawasi oleh ISO, yaitu sebuah organisasi internasional di bidang standarisasi, dan dikelola oleh badan-badan akreditasi dan sertifikasi. Standar ISO 9000 bukanlah suatu standar yang berkaitan dengan hal-hal teknis perusahaan dan juga tidak bersifat khusus terhadap suatu produk, industry / teknologi tertentu, akan tetapi lebih berdasrkan pada kemampuan dari suatu system menejemen mutu perusahaan.
  

11.  Improving Information Technology Project Quality
Beberapa saran untuk meningkatkan kualitas proyek TI meliputi:
·                     Membangun kepemimpinan yang mempromosikan kualitas.
·                     Memahami biaya kualitas.
·                     Fokus pada pengaruh organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kerja.
·                     ikuti model kedewasaan.


12.  Biaya Kualitas
Biaya Kualitas 
Biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena adanya aktivitas kualitas yang muncul karena rendahnya kualaitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan atau kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah. Aktivtas kualitas yang dilakukan perusahaan diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Aktivitas pengendalian yang merupakan aktivitas untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya produk yang kurang baik
2. Aktivitas karena kegagalan yang merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk merespon adanya produk yang kualitasnya rendah.

Biaya kualitas terdiri dari 4 jenis biaya yaitu:
1. Prevention cost atau biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi dalam upaya mencegah adanya produk dengan kualits tidak baik.
2. Apprisial cost atau biaya pengukuran adalah biaya yang terjadi untuk menentukan suatau produk memenuhi karakteristik yang ditetapkan atau sesuai dengan permintaan konsumen.
3. Internal failure cost atau biaya kegagalan internal adalah biaya atau kerugian ang terjadi karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan produk belum sampai konsumen
4. External failure cost atau biaya kegagalan eksternal adalah biaya atau kerugian yang terjadi karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan produk sudah sampai konsumen.


Pengukuran Biaya Kualitas
Biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis biaya yaitu:
• Observable quality cost yaitu bioaya kualita yang dapat diketahui jumlahnya dari catatan yang terdapat dalam system akuntansi yang digunakan perusahaan
• Hidden quality cost adalah merupakan biaya atau krugian yang muncul karena rendahnya kualitas tetapi jumlah biaya ini tidak dapat diketahui dari catatan akuntansi perusahaan.

Jumlah biaya kualitas merupakan penjumlahan baik Observable quality cost maupun Hidden quality cost. Untuk menentukan jumlah hidden quality cost diperlukan estimasi. Estimasi dapat dilakukan dengan cara berikut:
• Multiplier method,penentuan hidden quality cost dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan mengamsumsikan bahwa total biaya kegagalan eksternal adalah biaya eksternal yang dapat diukur dikalikan dengan multiplier tertentu.
• Market Researsh method,penentuan hidden quality cost dengan melakukan penelitian pasar.
• Taguchi Quality loss Function,penentuan hidden quality cost dengan mengasumsikan bahwa fungsi biaya kualitas adalah merupakan fungsi kuadrat.

Pelaporan Biaya Kualitas
Biaya kualitas perlu dilaporkan agar dapat membantu manajemen dalam meningkatkan perencanaan,pengendalian ,serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kualitas. Terdapat 2 cara pelaporan biaya kualitas yaitu dengan Quality cost report serta Analisis.
Quality cost report(laporan biaya kualitas)
Lapora ini menyajikan informasi biaya kualits dengan cara menentukan setiap elemen biaya kualitas dalam%terhadap penjualan. Untuk menentukan posisi optimum ada 2 pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan konvensional dan pendekatan kontemporer.

Fungsi Biaya Kualitas.
Terdapat 2 pandangan tentang fungsi biaya kualitas yaitu pandangan tradisional serta pendanga kontemporer.
• Pendekatan konvensionla, mendasarkan pada anggaran adanya “trae off” pada biaya kualitas yaitu antara biay pengendalian dan biaya kegagalan
• Pendekatan Kontemporer, pendekatan kontemporer tidak mengenal batas toleransi tingkat kerusakan yang masih dapat diterima(AQL). Pendekatan ini menggunakan tingkat kerusakan 0. Pendekatan kontemporer tidak menganggap adanya trade off anatara biaya pengendalian dan kegagalan. Terdapat 3 perbedaan mendasar terhadap biaya kualitas optimal dari sudut pandang kontemporer dari sudut pandang konvensional. Perbedaan yang pertama adalah bahwa menurut pandangan kontemporer, biaya pengendalian tidak akan meningkat tanpa batas pada saatmendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang kedua adalah bahwa biaya pengendalian kualitas akan meningkat tetapi kemudian menurun pada saat mendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang ketiga adalah biaya kegagalan dapat ditekan sampai mendekati 0.


John F Woodward , Project Construction Management , Thomas Telford London, 1997
Wearne, Control of Engineering Project, Thomas Telford , London , 1997
Sistem dan Teknologi Konstruksi, Ir Herry Vaza . Kepala Bidang Rencana Dan Evaluasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar